Sunday, December 28, 2008

My First Promotion Test at LIA Kalimalang

Sebelumya, gue minta maaf sekarang karena kejadian yang berlangsung satu minggu lebih yang lalu ini baru bisa gue posting sekarang. Maklum, pengangguran. Lho?

Hari Rabu tanggal 17 Desember 2008 pengalaman hidup gue bertambah satu lagi. Hari itu, adalah hari pertama gue mengikuti ujian tulis promotion test pada level intermediate 1. Jujur, persiapan gue buat mengikuti tes tersebut jauh dari sempurna. Sebagai contoh, gue asal-asalan baca student book untuk mengingat materi yang telah diajarkan sebelumnya. Work book juga gue isi sekedarnya untuk melatih gue saat menahadapi ujian.

Promotion Test LIA dimulai pukul 17.00 namun, karena kesolidaritasan gue sama anak-anak super PATAS AC (cieeeeeeeeee), pagi harinya gue datang dulu ke sekolah untuk membantu mereka ngerjain spanduk kelas. Awalnya sebelum jam 3 sore, gue mau pulang dulu ke rumah karena masih ada syarat yang belum gue penuhi agar dapat mengikuti tes. Gue belum mencetak foto untuk bikin kartu siswa LIA. Tapi, apa daya pengerjaan spanduk molor sampai jam 4 sore. Gue pun akhirnya ga sempet lagi pulang ke rumah. Untungnya, kemarin malamnya gue sudah mengantisipasi hal yang seperti ini dengan menggunting foto 4x6 gue menjadi berukuran 2x3. Yaaaahh, memang terlihat sedikit memaksa. Tapi daripada ga ada?
Setelah menunaikan shalat Ashar di musholla sekolah, gue melangkahkan kaki – lebih tepatnya, naik angkutan umum. Beuh.. kalau gue jalan kaki, sampai sana jadi apa gue? - menuju LIA Kalimalang. Dan, prahara itu pun datang. Baru saja gue naik angkot, berjarak beberapa meter dari KODAM, hujan deras sederas-derasnya turun disertai angin kencang dan petir yang menyambar-nyambar. Gue ga mengada-ada. Suasana saat itu memang seperti itu. Gue, yang duduk di dekat pintu khawatir dan memikirkan cara untuk turun karena saat itu gue lupa membawa payung. Dalam hati, gue terus memanjatkan doa agar hujan dapat berhenti atau setidaknya menjadi gerimis ketika gue sampai di depan LIA.

20 menit kemudian, gue sampai di depan LIA. Namun, hujan masih turun dengan derasnya. Rayuan gue kepada supir angkot untuk mengantar gue sampai tepat di depan gedung LIA pun tidak diindahkan. Gue pun pasrah, membayar ongkos, dan langsung lari mencari tempat terdekat untuk berteduh sebelum gue jalan ke dalam. FYI, jarak gedung LIA Kalimalang dari jalan utama cukup jauh. Jadi, gue ga mungkin tetap kering kalau gue berjalan tanpa payung. Akhirnya, gue pun menunggu di pangkalan ojek dan mencoba menghubungi teman-teman LIA gue, berharap salah satu diantara mereka masih dalam perjalanan. Dengan begitu, gue bisa nebeng mereka untuk menuju LIA. hehe.. Namun tampaknya dewi fortuna tidak berpihak padaku sore ini. Simak saja perbincangan gue dan salah satu temen gue ini:
Gue: “lo LIA ga hari ini?”
Temen gue: “Ia”
(ah, syukurlah. Gue masih ada harapan. Karena, biasanya orang yang satu ini bolos les kalau hujan deras turun, hehe)
Gue: “lo ke LIA naik apa?”
Temen gue: “Gue dianter, naik mobil.” (nah, ini dia. Hati gue berbunga-bunga saking senangnya akan mendapat tebengan)
Gue: “Hmm, gue udah sampe di depan LIA nii, tapi gue bingung gimana cara ke dalemnya. Ujannya deres banget. Gue ga bawa payung.” (yaaa, menurut gue dia akan menaruh rasa simpatinya terhadap gue dengan mengatakan: oh, ya udah nanti bareng gue aja yaa)
Temen gue: “Yaaa, gue udah nyampe dari tadi Put. Sekarang gue udah di kelas” (Ya Robbi..)
Gue langsung hopeless dan mengakhiri perbincangan gue dengannya. Hujan turun semakin deras, gue semakin bingung mencari cara untuk masuk ke dalam. Parahnya lagi, gue belum membuat kartu LIA padahal 15 menit lagi tes dimulai.
“Neng, sini abang anterin. Bayar seikhlasnya aja ntar” suara salah satu tukang ojek di sana yang berubah membawa payung – bukan motor - membuyarkan lamunanku
“Saya bang? Ga usah deh” jawab gue sok jual mahal padahal gue ga ada uang untuk membayarnya nanti. Bro, duit jajan gue hari ini bener-bener pas buat ongkos naik angkot saja.
“yee.. si eneng”
Tidak lama kemudian…
“Neng, sama saya sini. Sama saya mah gratis.” Suara tukang ojek lainnya kembali menegurku.
“Bener nih bang?” Jawab gue dengan kedua mata berbinar-binar (halah, lebay!)
“Ia bener. Tapi payungnya kecil, basah sedikit gapapa ya?” Jawabnya meyakinkan gue
“Ya udah gapapa kok bang.”
Sebelum kami berangkat, salah satu temannya ada yang meminjamkan payung kepadanya sehingga gue bisa berjalan dengan payung yang berbeda dengannya. Kebayang dong, kalau gue harus satu payung mini dengannya. Beuh..
Akhirnya, gue dianter tepat ke depan gedung LIA olehnya. Gue benar-benar tidak memberi sepeser rupiah pun kepadanya saat itu. Gue hanya mengucapkan terimakasih.

Terimakasih Abang, jasamu sungguh tiada tara. Akan kukenang selalu jasamu selama aku bernafas di dunia ini. Semoga Allah SWT membalasnya dengan pahala yang berlipat ganda. Amin

**
Cerita kedua masih seputar promotion test LIA. Kali ini, adalah pengalaman gue saat mengikuti ujian lisan hari Senin, 22 Desember 2008. Hari itu kebetulan hanya dua orang wanita yang mengikuti ujian lisan. Gue dan temen gue, Bunga. Jauh-jauh hari, gue udah mengingatkan ia agar datang. Malas rasanya jika harus membuat dialog dengan temen gue yang laki-laki. Karena, gue jarang berkomunikasi di kelas dengan mereka.
Pukul 17.10 test dimulai. Saat itu, Mr. – namanya gue ga tau, maklum siswa baru, hehe – memerintahkan agar dua orang yang ingin maju duluan tetap tinggal di ruangan dan yang lainnya keluar. Gue dan Bunga sudah sepakat sebelumnya untuk maju pertama (haha, sssookk banget.)

Nah, berikut merupakan klimaks dari cerita ini.
Ketika sudah selesai reading dan make dialogue bersama Bunga, kami diperlihatkan sebuah gambar pertunjukkan musik. Dalam gambar itu tampak sejumlah orang memainkan alat musik, dipimpin oleh seorang dirigen. Yap, tepat sekali itu adalah gambar pertunjukkan orchestra. Masing-masing dari kami diminta pendapatnya mengenai gambar tersebut. Gue yakin ini akan berjalan lancar. Tapi apa yang terjadi? Karena terlau gugup, gue mengatakan ini “This is a recital” Do you know that the recital means a solo performance? OMG, bodohnya guee..

**
Lepas dari itu semua, tanggal 27 Desember 2008 lalu, gue dinyatakan naik level ke Intermediate 2 . Alhamdulillah …


LRS

2 comments:

  1. Ya ampun el, kalo emang ada perlu ya udah pulang aja duluan, yang lainnya juga banyak yang cabut, kok. Itukan yang lama gara-gara kita nungguin catnya kering dulu. Ya udah deh, selamat aja buat yang udah naik :)

    ReplyDelete
  2. mbak , itulah keajaiban hidung kita.. membawa berkah...



    hha

    ReplyDelete