Sunday, January 11, 2009

tugas dari seseorang..

hoaaaaaaaa...males banget gue. akhirnya kena tugas ini juga!

sebelumnya, bagi yang belum tahu, gue kasihtau dulu peraturannya:



This is the Rules:


take a recent photo of yourself or take a picture of yourself right now. Don’t change your clothes, don’t fix your hair, just take a picture. Post that picture with no editing. Post this instruction with your picture. tag 10 people to do this.

waktu gue baca tugas kaya gini pas blogwalking, gue pikir gue bakalan terbebas dari tugas ini. Karena, gue pikir gak ada orang yang berani nyuruh2 gue seenaknya. Ternyata, belakangan ada makhluk hidup bernama siti amalia (hehe, peace cil!) yang tanpa merasa berdosa menyerahkan tugas paralel ini kepada gue. hixhix..





dan....inilah foto saya..








o ia, tentu saja gue ga langsung bener-bener ngambil foto ini pas gue baca perintahnya. Karena, sebagai muslimah yang taat (alah!), gue harus menutup aurat gue dulu (tepatnya, cuma menutup kepala. fyi, waktu itu lengan baju gue pendek lho. ga tau deh kalau difoto seluruh badan jadinya gimana. hahaha)...

tugas ini, selanjutnya akan saya berikan kepada lima orang saja. Dan, orang yang beruntung adalah:

1. Siti Amalia (foto dua kali kayanya asik bang! hahaa)

2. Elfira Purnama

3. Mutiara Amaliani

4. Ditong (lo udah belum sih?)

5. Amalia Muflihat (berarti tugas lo ada dua. Bikin blog dulu, baru post photo lo! haha)

Buat amal, tugasnya mesti, harus, kudu, wajib dikerjain! kalo ga .. liat aja...

LRS

Sunday, December 28, 2008

My First Promotion Test at LIA Kalimalang

Sebelumya, gue minta maaf sekarang karena kejadian yang berlangsung satu minggu lebih yang lalu ini baru bisa gue posting sekarang. Maklum, pengangguran. Lho?

Hari Rabu tanggal 17 Desember 2008 pengalaman hidup gue bertambah satu lagi. Hari itu, adalah hari pertama gue mengikuti ujian tulis promotion test pada level intermediate 1. Jujur, persiapan gue buat mengikuti tes tersebut jauh dari sempurna. Sebagai contoh, gue asal-asalan baca student book untuk mengingat materi yang telah diajarkan sebelumnya. Work book juga gue isi sekedarnya untuk melatih gue saat menahadapi ujian.

Promotion Test LIA dimulai pukul 17.00 namun, karena kesolidaritasan gue sama anak-anak super PATAS AC (cieeeeeeeeee), pagi harinya gue datang dulu ke sekolah untuk membantu mereka ngerjain spanduk kelas. Awalnya sebelum jam 3 sore, gue mau pulang dulu ke rumah karena masih ada syarat yang belum gue penuhi agar dapat mengikuti tes. Gue belum mencetak foto untuk bikin kartu siswa LIA. Tapi, apa daya pengerjaan spanduk molor sampai jam 4 sore. Gue pun akhirnya ga sempet lagi pulang ke rumah. Untungnya, kemarin malamnya gue sudah mengantisipasi hal yang seperti ini dengan menggunting foto 4x6 gue menjadi berukuran 2x3. Yaaaahh, memang terlihat sedikit memaksa. Tapi daripada ga ada?
Setelah menunaikan shalat Ashar di musholla sekolah, gue melangkahkan kaki – lebih tepatnya, naik angkutan umum. Beuh.. kalau gue jalan kaki, sampai sana jadi apa gue? - menuju LIA Kalimalang. Dan, prahara itu pun datang. Baru saja gue naik angkot, berjarak beberapa meter dari KODAM, hujan deras sederas-derasnya turun disertai angin kencang dan petir yang menyambar-nyambar. Gue ga mengada-ada. Suasana saat itu memang seperti itu. Gue, yang duduk di dekat pintu khawatir dan memikirkan cara untuk turun karena saat itu gue lupa membawa payung. Dalam hati, gue terus memanjatkan doa agar hujan dapat berhenti atau setidaknya menjadi gerimis ketika gue sampai di depan LIA.

20 menit kemudian, gue sampai di depan LIA. Namun, hujan masih turun dengan derasnya. Rayuan gue kepada supir angkot untuk mengantar gue sampai tepat di depan gedung LIA pun tidak diindahkan. Gue pun pasrah, membayar ongkos, dan langsung lari mencari tempat terdekat untuk berteduh sebelum gue jalan ke dalam. FYI, jarak gedung LIA Kalimalang dari jalan utama cukup jauh. Jadi, gue ga mungkin tetap kering kalau gue berjalan tanpa payung. Akhirnya, gue pun menunggu di pangkalan ojek dan mencoba menghubungi teman-teman LIA gue, berharap salah satu diantara mereka masih dalam perjalanan. Dengan begitu, gue bisa nebeng mereka untuk menuju LIA. hehe.. Namun tampaknya dewi fortuna tidak berpihak padaku sore ini. Simak saja perbincangan gue dan salah satu temen gue ini:
Gue: “lo LIA ga hari ini?”
Temen gue: “Ia”
(ah, syukurlah. Gue masih ada harapan. Karena, biasanya orang yang satu ini bolos les kalau hujan deras turun, hehe)
Gue: “lo ke LIA naik apa?”
Temen gue: “Gue dianter, naik mobil.” (nah, ini dia. Hati gue berbunga-bunga saking senangnya akan mendapat tebengan)
Gue: “Hmm, gue udah sampe di depan LIA nii, tapi gue bingung gimana cara ke dalemnya. Ujannya deres banget. Gue ga bawa payung.” (yaaa, menurut gue dia akan menaruh rasa simpatinya terhadap gue dengan mengatakan: oh, ya udah nanti bareng gue aja yaa)
Temen gue: “Yaaa, gue udah nyampe dari tadi Put. Sekarang gue udah di kelas” (Ya Robbi..)
Gue langsung hopeless dan mengakhiri perbincangan gue dengannya. Hujan turun semakin deras, gue semakin bingung mencari cara untuk masuk ke dalam. Parahnya lagi, gue belum membuat kartu LIA padahal 15 menit lagi tes dimulai.
“Neng, sini abang anterin. Bayar seikhlasnya aja ntar” suara salah satu tukang ojek di sana yang berubah membawa payung – bukan motor - membuyarkan lamunanku
“Saya bang? Ga usah deh” jawab gue sok jual mahal padahal gue ga ada uang untuk membayarnya nanti. Bro, duit jajan gue hari ini bener-bener pas buat ongkos naik angkot saja.
“yee.. si eneng”
Tidak lama kemudian…
“Neng, sama saya sini. Sama saya mah gratis.” Suara tukang ojek lainnya kembali menegurku.
“Bener nih bang?” Jawab gue dengan kedua mata berbinar-binar (halah, lebay!)
“Ia bener. Tapi payungnya kecil, basah sedikit gapapa ya?” Jawabnya meyakinkan gue
“Ya udah gapapa kok bang.”
Sebelum kami berangkat, salah satu temannya ada yang meminjamkan payung kepadanya sehingga gue bisa berjalan dengan payung yang berbeda dengannya. Kebayang dong, kalau gue harus satu payung mini dengannya. Beuh..
Akhirnya, gue dianter tepat ke depan gedung LIA olehnya. Gue benar-benar tidak memberi sepeser rupiah pun kepadanya saat itu. Gue hanya mengucapkan terimakasih.

Terimakasih Abang, jasamu sungguh tiada tara. Akan kukenang selalu jasamu selama aku bernafas di dunia ini. Semoga Allah SWT membalasnya dengan pahala yang berlipat ganda. Amin

**
Cerita kedua masih seputar promotion test LIA. Kali ini, adalah pengalaman gue saat mengikuti ujian lisan hari Senin, 22 Desember 2008. Hari itu kebetulan hanya dua orang wanita yang mengikuti ujian lisan. Gue dan temen gue, Bunga. Jauh-jauh hari, gue udah mengingatkan ia agar datang. Malas rasanya jika harus membuat dialog dengan temen gue yang laki-laki. Karena, gue jarang berkomunikasi di kelas dengan mereka.
Pukul 17.10 test dimulai. Saat itu, Mr. – namanya gue ga tau, maklum siswa baru, hehe – memerintahkan agar dua orang yang ingin maju duluan tetap tinggal di ruangan dan yang lainnya keluar. Gue dan Bunga sudah sepakat sebelumnya untuk maju pertama (haha, sssookk banget.)

Nah, berikut merupakan klimaks dari cerita ini.
Ketika sudah selesai reading dan make dialogue bersama Bunga, kami diperlihatkan sebuah gambar pertunjukkan musik. Dalam gambar itu tampak sejumlah orang memainkan alat musik, dipimpin oleh seorang dirigen. Yap, tepat sekali itu adalah gambar pertunjukkan orchestra. Masing-masing dari kami diminta pendapatnya mengenai gambar tersebut. Gue yakin ini akan berjalan lancar. Tapi apa yang terjadi? Karena terlau gugup, gue mengatakan ini “This is a recital” Do you know that the recital means a solo performance? OMG, bodohnya guee..

**
Lepas dari itu semua, tanggal 27 Desember 2008 lalu, gue dinyatakan naik level ke Intermediate 2 . Alhamdulillah …


LRS

Sunday, December 21, 2008

Hari yang Aneh

Yap, judul posting gue kali ini memang mirip salah satu acara di salah satu stasiun televisi swasta ( salah satu mulu dari tadi :p ). Karena menurut gue, hari itu adalah hari yang sangat aneh dan melelahkan yang pernah terjadi dalam hidup gue.

Kisah ini berawal dari ajakan salah satu sahabat gue, Elva untuk menonton Twilight karena ybs katanya ingin sekali menonton, namun tidak kunjung mendapat teman pendamping. Kebetulan, keesokan harinya sepupu gue - yang salah satu anggota dungde juga – phira, mau nginep di rumah gue buat menghabiskan waktu liburnya. Gue pun mengirim pesan singkat kepada phira untuk mengajaknya bergabung bersama gue dan Elva
Gue: “phr. Ud nonton twilight belum??”
Phr: “belum mba, kenapa?”
Gue: “besok nonton yuk!”

Dan mengalirlah perbincangan kami seputar rencana menonton twilight keesokan harinya.


Keesokan harinya, phira datang sekitar jam sepuluh pagi. Singkat cerita, jam sebelas gue dan phira berangkat ke Mega XXI Bekasi untuk menonton twilight. Jam 12 siang kami sampai di sana dan bertemu dengan Dea - adik gue - yang baru saja pulang dari sekolah, mencoba melepaskan penatnya dengan ikut bergabung bersama kami.



Kami bertiga langsung berjalan menuju xxi untuk membeli tiket. Disana, kami menemukan Elva sudah berdiri menanti kami. Tanpa basa-basi kami langsung menuju loket untuk membeli dua buah tiket film twilight dan dua tiket film 3 doa 3 cinta untuk dea dan phira yang berubah pikiran.



Pukul 12.30, gue dan Elva masuk ke studio 1. 15 menit kemudian, Dea dan Phira masuk ke studio 3 untuk menonton 3 Doa 3 Cinta. Di dalam studio, gue merasa terganggu sama mas-mas yang ada di sebelah gue. Sepanjang film (halah, lebay!) ia selalu menjawab panggilan yang masuk ke telepon genggamnya. Yaahh, gue maklum, dia datang bersama temannya yang membawa pasangannya. Mungkin, ia merasa tersisih dan mencari teman ngobrol. Tapi, please dong, ga usah gitu juga.. huh.

Dua jam kemudian, kami berempat berkumpul kembali di lobby untuk melanjutkan perjalanan. Kami memutuskan untuk menunaikan shalat terlebih dahulu di mushallla. Ketika selesai menunaikan shalat dhuhur dan menunggu waktu ashar, gue ingat kalau bokap gue berencana ke Metropolitan Mall sore ini untuk membeli handphone baru buat Dea yang saat ini masih menggunakan handphone terberat diantara anggota dungde lainnya (haha, gimana ga berat? HP yang lain pada tipis, eh, dia dengan bangganya masih menggunakan CDMA 6255).
Gue pun mengirim pesan singkat ke bokap:
Gue: “ Pak, hari ini jadi ke MM? Aku lagi ada di Giant ni.. Ntar pulang bareng ya!”
Tak lama kemudian, satu pesan singkat masuk ke telepon genggam gue
Bokap: “Ada acara apa? Bapak sampe sana jam 5 an lebih!”
Gue: “Lagi nonton bareng Elva, Phira, Dea. Yaudah gapapa, aku tungguin”

Setelah menunaikan kewajiban salat Dhuhur dan Ashar di mushalla, perut kami terasa lapar. Kami berempat pun berpisah. Elva pulang. Gue, Dea, Phira meneruskan perjalanan. Kami berniat untuk menuju KFC (maklum, cari yang murah. Tadi siang udah beli J.Co setengah lusin. Hehe). Karena sudah janji bertemu bokap di MM, gue, Phira, Dea menyebrang dari Giant ke MM dan makan di sana.

Pukul 17.00, bokap telepon gue dan menanyakan keberadaan gue. Gue bilang kalo gue ada di KFC. Kami disuruh menunggu di pintu gerbang karena bokap gue akan menjemput di sana. Kami pun segera berjalan ke pintu gerbang, karena gue tau bokap gue paling tidak suka kalau harus menunggu lama.
Ketika sedang menunggu di pintu gerbang timur (kalau ga salah) bokap gue menelepon dan kembali menanyakan keberadaan gue. Aku ada di gerbang timur, di depan giant (maksud gue saat itu adalah, gue ada di pintu MM yang menghadap ke Giant)” jawab gue. Bokap gue pun mengatakan “Oke, jangan kemana-mana. Tunggu aja disitu”. Kami berempat pun menunggu di sana dan tidak bergeser se-inci pun. 15 Menit kemudian, bokap telepon gue lagi “Put, pindah ke pintu di deket KFC” Alhasil, kami pun langsung berlari ke pintu dekat KFC tempat tadi kami makan siang. Pintu itu jaraknya cukup jauh dari tempat yang pertama. Sesampainya di sana, HP gue kembali menerima panggilan masuk Put, dimana? Di Pintu deket KFC!” Bokap gue langsung berkata-kata dengan nada agak meninggi. “Ia pak, aku di sini, udah nungguin. Bapak di mana?” “Bapak di depan KFC nya, udah parkir. Masa ga liat bapak? Di pintu utama kan?” Gue merasa ada yang ganjil. Gue plus sepupu dan adek gue udah celingak-celinguk dari tadi di tempat itu tapi ga juga menemukan mobil bokap gue “Coba sebentar pak, kayaknya aku bukan di pintu utamanya deh” Bokap gue pun mengakhiri pembicaraan. Kami pun bergeser sedikit ke pintu utama MM yang menghadap jalan Kalimalang.
Di sana, kami tak juga menemukan mobil bokap gue. Di tengah suasana yang panik karena tak juga menemukan mobil bokap gue, bokap kembali menelepon gue. “Ia pak, bapak di mana sih?” jawab gue langsung. “Put, Putri dimana? Bapak ada di pintu yang deket KFC! Itu lho, yang deket J.Co juga” Waduh, gue makin bingung. Gue pun berjalan ke arah pintu yang tadi, diikuti dua orang yang tampaknya juga sudah pasrah dan mengikuti kemanapun gue pergi. “Sebentar pak, jangan ditutup dulu” ujar gue sambil terus berjalan, berbalik ke pintu yang tadi. “Ia pak, aku udah ada di sini. Bapak di mana” Bapak udah parkir dari tadi di depan KFC! MASA KAMU GA LIAT!!” hadoh.. Bokap udah mulai marah. Sialnya, gue juga tidak kunjung menemukan mobil bokap gue. Padahal, kedua mata gue udah gue buka selebar mungkin. Dea pun sudah sedikit menenangkan hati kami dengan berteriak tiga kali “Itu mbak, mobil bapak!” Namun, ucapannya bohong belaka. Ia hanya berkata “Eh, bukan deng” sambil nyengir. Kembali ke perbincangan gue sama bokap “Ia pak, aku juga dari tadi udah di sini. Tapi ga liat bapak. Bapak di pintu hotel bukan sih? Yang ada gongnya!” tanya gue berusaha melacak keberadaan bokap gue. “Kok hotel segala sih?? Ini bapak parkir di depan KFC. Pintu yang menghadap MM!” ……….. Sesaat gue diam dan merasakan ada yang salah. “ Kok pintu yang ngadep MM sih? Ini kan di MM pak.” “Lho? Kamu di mana sebenernya?” “Di MM. Bapak di mana?” “yaaaaaaa ini Bapak nunggu di Giant! Kamu ngapain ke MM segala?” yak. Saudara-saudara. Berakhir sudah penderitaan gue. Sekian lama berlari-lari kecil layaknya sedang menunaikan sa'i antara bukit Shofa dan Marwah, akhirnya gue menemukan titik terang. Ternyata, gue salah tempat! Dengan rasa gondok yang mendalam, gue memberitahukan kepada Dea dan Phira kalau kita salah tempat. Mereka cuma ngomong “jiaaaaaaaaaaaaaaaaahhhhhhhhhhhhhhhh…”
Gue pun berkata ke bokap “Ya udah, bapak tunggu di sana, aku nyebrang sekarang.” Alih-alih berharap bokap gue sedikit lebih baik dengan berkata “Udah ga usah, Bapak aja yang ke sana” , beliau malah berkata “Ya udah kesini cepet!!”
Akhirnya kami bertiga pun menaiki jembatan penyebrangan yang tingginya Naudzubillah, mencoba mencapai Giant dengan sisa-sisa tenaga yang kami miliki.
Ya Allah, begitu beratnya cobaan ini!! J.Co dan KFC pun terasa menguap begitu saja. Kami kembali lapar. -___-”

Wednesday, December 3, 2008

Kebahagiaan yang Tak Ternilai Harganya..

Assalamualaikum..

Saya yang tak bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa karya tulis saya yang berjudul PSIKOSOMATIK telah rampung 90%. Besok rencananya saya akan menjilidnya. Penulis berterimakasih kepada semua pihak yang telah membantu proses penulisan karya tulis ini. Semoga amal ibadah mereka diterima di sisi Allah SWT. Amin..

Terimakasih atas perhatian pembaca,,

Wassalamualikum Wr Wb

Friday, November 28, 2008

my beloved dhungdhee..

Assalamualaikum….

Hola semuanyaaaaaaaaaa… akhirnya gue sempet nulis lagi di tengah-tengah kesibukan gw bikin kartul.. hehe
Sebenernya postingan ini ditujukan secara khusus untuk Bang Hun “adek” gue tercinta. Katanya yang bersangkutan pengen banget baca postingan gue.
Hmmm… Let me talk about my cousins!
Kami– yang tentunya memilki visi dan misi yang sama – membentuk suatu perkumpulan yang kami namakan

DHUNGDHEE

. Artinya apa? Kalian tebak sendiri lah. Biarlah ini menjadi misteri. Tapi kalau kalian jeli melihat foto kami, pasti kalian dapat menebak dengan sangat mudah apa kepanjangan dari DHUNGDHEE. Hehe..
Kami terdiri dari enam remaja putri yang sangat SAYANG NENEK dan RINDU KAKEK. MUTIARA AMALIANI (ira) – mengenakan kerudung merah muda – lahir tanggal 3 Februari 1991 adalah yang tertua diantara kami. Ia seorang gadis Sunda yang dewasa, pengertian, penyabar, keibuan, setia (stop.stop!! kayak biro jodoh) pokoknya, dia TOP BGT deh. Sedangkan, di sebelah kanan Ira ada NOORASYIELA ROCHYAT (asyiel). Berbeda dengan Ira, ia adalah orang yang termuda diantara kami. Tapi untuk masalah asmara, kemampuannya sudah tidak diragukan lagi. Bahkan, kalau gue pikir Ira kalah hebat sama dia. Hoho.. Bicara soal kehebatan di bidang asmara, Asyiel pastinya memiliki seorang panutan. Panutannya tak lain dan tak bukan serta tak disangka adalah wanita yang bertengger dengan manis di sebelah saya. Ya, yang itu, yang berbaju ungu. Lihat saja, di foto ini ia terlihat sedang memegang ponsel. Hal ini sudah jelas menandakan bahwa ia adalah orang yang (sok) super sibuk. Ponselnya terus berdering tanda panggilan masuk atau sms masuk. Tentunya, dari pria yang berbeda-beda. Hufffff.. Bagaimana dengan gue? Ahh, sudahlah lupakan saja… Untuk yang penasaran dengan namanya, ia bernama lengkap ELFIRA PURNAMA (pira). Apa? Nomer handphone? Wah, untuk urusan itu silakan bertanya pada penulis langsung. Hehe.. AULIA, si gadis berkerudung hijau adalah bidadari kayangan yang turun di tengah-tengah kami. Kami sering iri padanya karena kecantikannya sedikiiiiiiitttttttttt melebihi kami. The last member, my beloved sister: DEA AMELIA (dea). Lahir tanggal 10 Juni 1994, anak kedua dari tiga bersaudara, berkebangsaan Indonesia, berbahasa satu, Bahasa Indonesia. Ia orang yang paling hitam diantara kami. Eits, jangan salah. Hitamnya seperti kecap ba**o lho. Hihi. Hitam manis boooo.. O ia, kemarin ia baru saja memperoleh penghargaan sebagai juara pertama Qiroaatil Qur’an se- Al-Azhar KP (hebat kan? Adek siapa dulu.. huehe)
Pada hari libur, kami biasa menghabiskan waktu bersama. Jalan-jalan, nonton, sampai outbound bareng. Ini foto ketika kami ber-outbound ria di Bandung



O ia, yang kedua dari kanan itu SONIA ALINI S.H. Teh aline masih sepupuku juga tapi karena sudah terlalu dewasa, ia tidak kami ikutsertakan dalam perkumpulan dhungdhee. Karena, perkumpulan dhungdhee hanya untuk remaja yang masih imut-imut dan masih mampu beraktivitas banyak saja (hehe.. kesannya te aline udah tua banget..).
Berikut gw lampirkan foto-foto Dhungdhee dalam berbagai kesempatan:

Naik motor bersama..




















Nonton Tarik Jabrix bareng pira..


Tuesday, October 28, 2008

posting pertama

Assalamualaikum...

postingan pertamaku ni.. !!

hmm...setelah melalui perjalanan yang cukup panjang (halah!) akhirnya tersampaikan juga impian gue punya blog (maklum rada gaptek) hehe...
Blog ini pasti gue jadiin sebagai tempat menumpahkan segala sesuatu yang ada di pikiran gue, (backsound: huuu, sooo sweet)

so, please enjoy my blog!